Bicara tentang wisata Bali memang tidak ada habisnya. Ada segudang panorama ciamik yang siap kamu kunjungi kapanpun. Meski luasnya tak lebih dari 6.000 kilometer persegi, tapi Pulau Seribu Pura ini menyimpan begitu banyak surga dunia yang tentunya nggak bakal kamu dapetin di tempat lain. Bagi kamu yang hobi traveling ke Bali, tempat wisata mana nih yang sering kamu kunjungi?

Table of Contents

Kuliner Khas Bali

Tentunya banyak tempat wisata yang sudah kamu kunjungi di Pulau Seribu Pura ini, bukan? Mulai dari pantai, pusat kesenian, museum, dataran tinggi, hingga pegunungan. Tapi, tahukah kamu kalau ada sebuah ritual khusus di Bali yang wajib dilakukan oleh setiap pengunjung yang datang? Jika tidak melakukan ritual ini, maka pengunjung tersebut belum dinyatakan sah sebagai wisatawan di Bali.

Apa sih ritual tersebut?

Jadi, ritual itu adalah mencicipi kuliner legendaris yang bernama Rujak Kuah Pindang. Ya, rujak yang satu ini merupakan rujak paling legend yang pernah ada di Bali. Kabar punya kabar, rujak kuah pindang sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu. Tapi, walau sudah ratusan tahun, nyatanya rujak ini masih sangat eksis dan tidak tergerus zaman.

Komposisi Rujak Kuah Pindang

rujak-kuah-pindang

Rujak kuah pindang sebenarnya hampir sama dengan rujak berkuah lainnya. Namun, yang membedakan dan menjadi ciri khas dari kuliner yang satu ini adalah bumbu dan kaldunya.

Seperti halnya rujak kecut di Banyuwangi, sama-sama menggunakan kuah dan irisan buah. Hanya saja, kuah dari rujak kecut menggunakan cuka. Sedangkan rujak kuah pindang menggunakan air rebusan ikan pindang (umumnya tuna dan lemuru).

Baca Juga:  Sate Tanjung Lombok, Kuliner Khas yang Punya 3 Manfaat Bagi Tubuh

Irisan buah-buahan disiram kaldu pindang yang dibuat secara khusus dengan campuran rempah seperti serai dan daun salam. Rasanya sangat lezat dan menggugah selera. Pada suapan pertama, kamu akan mendapat sensasi pedas, manis, asin, gurih.

Baca juga: Pantai Seseh Bali: Dulu Ditinggal, Kini Disayang

Rasa Rujak Kuah Pindang

Meskipun terbuat dari kaldu ikan, tapi rujak khas Bali ini tidak amis karena ada perpaduan buah, rempah, dan bumbu tertentu. Sehingga semuanya melebur menjadi satu dengan aroma yang menggoda. Kalaupun kamu memang benar-benar sensitif terhadap aroma ikan, maka kamu bisa menambahkan jeruk nipis ke dalam rujak.

Adapun buah-buahan yang umum dipakai seperti bengkuang, nanas, mangga, mentimun. Tapi, cara potong buahnya juga khas, yaitu menggunakan pisau bergerigi. Kalau pakai pisau biasa, seperti ada yang kurang ketika dikunyah. Kebanyakan pecinta rujak kuah pindang merasakan hal yang sama.

Kemudian, biasanya si penjual menanyakan kepada pembeli, mau ditambah gula atau tidak. Sebab, selera setiap pembeli berbeda-beda. Untuk kamu yang baru pertama beli, disarankan menggunakan gula, walaupun sebenarnya tidak jauh berbeda. Tapi, ketika ada rasa manis, lidah lidah sudah familiar sehingga kamu lebih bisa menikmatinya tanpa ragu.

Harga Rujak Kuah Pindang

Berapa harga rujak kuah pindang di Bali? Tentu saja bervarian, tergantung lokasi dan tempat jualannya. Tapi rata-rata tidak terlalu jauh bedanya. Harga rujak kuah pindang umumnya mulai dari 10.000 – 25.000 rupiah saja. Bahkan, masih ada warung-warung kecil pinggir jalan yang menjual di bawah 10.000.

Kalau dibungkus, biasanya kuah dipisah. Sebab, kalau kuah dibiarkan lama menyatu dengan buah, nanti rasanya kurang segar lagi karena buahya sudah layu. Jadi, lebih nikmat memang dimakan di tempat. Biasanya di tempat jualan rujak kuah pindang, juga tersedia es daluman atau cincau hijau dan camilan lain, seperti sate lilit.

Baca Juga:  Nasi Pecel Pincuk Garahan, Kuliner Yang Penuh Kenangan

Nah, buat kamu yang sudah sering ke Bali, tapi belum pernah menyantap rujak kuah pindang Bali, maka kamu belum sah disebut sebagai pelancong pulau dewata. Untuk itu, ketika lain waktu kamu berlibur ke Bali, jangan pernah lewatkan menyantap kuliner legend ini, ya! Setelah menyantap habis, jangan lupa juga ceritakan bagaimana nikmatnya rujak ini kepada teman-teman travelingmu.