Berbagai keindahan wisata di Kota Bima baik wisata air, pegunungan, kuliner dan lainnya, salah satunya Pundu Nence Peak, berlokasi di Kelurahan Lelamase. Tempat cocok sebagai destinasi wisata dengan keindahan dataran tinggi memiliki ketinggian 1050 Mdpl, dapat melihat keindahan Kota Bima.
Menuju Pundu Nence Peak membutuhkan waktu sekita 20 atau 30 menit dari Kota Bima dan beberapa jalur yang harus dilewati sebelum mencapai Pundu Nence Peak. Sejumlah kegiatan diadakan di Pundu Nence Peak guna menarik daya tarik wisatawan, seperti pentas seni, melukis, lomba lintas alam, penghijauan dan pembersihan.
Pemandangan yang memanjakan mata seperti hutan dan bukit yang indah dapat menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Bagi para pendaki, Pundu Nence merupakan gugusan pegunungan di wilayah bagian timur Kota Bima.
Pundu Nence Peak hingga kini menjadi tempat favorit para pendaki dan petualang yang ingin bercengkrama dan menikmati keindahan Kota Bima. Pundu Nence atau biasa disebut Punce terdapat meriam, cobek dari batu dan beberapa perkakas dari batu, sehingga banyak kalangan yang mengatakan bahwa dahulu ada kehidupan yang perlu digali dari sejarah Kota Bima.
Baca juga: Tanjung Bloam, Wisata Laut di Lombok yang Hampir Terlupakan

Pada sebelah Timur Punce Peak terdapat tempat yang disebut Toho Roa, merupakan tempat peristirahatan berjarak setengah kilo dari Punce. Terdapat juga padang rumput yang rata disebut Rata Naru.
Keberadaan meriam sendiri dari peninggalan jaman Portugis, sebelah timur bernama Ruma Dewa, tengah bernama Palu Ale dan sebelah barat bernama Ngali Nggoma. Ngali Nggoma ini sama dengan nama meriam di Benteng Asa Kota.
Kampung Punce dibangun oleh Ruma Ma Tureli Nggampo, pemimpinnya adalah Rato Ara. Rato Ara adalah putera dari Tureli Nggampo Bilmana, perdana menteri Kerajaan Bima pada masa Raja Nggampo Donggo. Rato Ara adalah pemuka agama, namun tidak disebutkan agama yang dianutnya, namun ajarannya yaitu Makamba Makimbi dan Pundu Nence Peak ini jadi tempat bertapa Rato Ara.
Pada jaman itu dikenal dengan Jaman Ngemo dan Ghaib. Jaman Ngemo yaitu jaman dimana kekuatan gaib benda-benda dapat terbang, kayu dan batu dapat berjalan. Sekitar Benteng Asa Kota terdapat batu yang tersusun rapi di Nisa Soma yang dapat terbang dan berjalan sendiri. Peninggalan sejarah ini menjadi bonus bagi para pendaki dalam menikmati pemandangan di Pundu Nence Peak.
Baca juga: Origin Lombok Resort, Penginapan Tropis Mulai 700 ribuan

Pemandangan matahari terbit di Punde Nence Peak sangat menarik, dapat menikmati saat matahari terbit dengan keindahan kabut dan awan tipis di pagi hari. Moment langka ini dapat diabadikan dengan berfoto di puncak bukit.
Para pendaki di Pundu Nence Peak harus dapat mempersiapkan diri dengan mengatur ritme pernapasan, dikarenakan suhu yang tiba-tiba berubah. Suasana romantis dan dingin akan terasa mengobati rasa lelah setelah melewati bukit penyesalan.
Perjalanan berikutnya akan menemui sungai yang bisa dipergunakan para pendaki untuk membangun tenda sementara dan beristirahat melepas lelah. Namun para pendaki rata-rata hanya berisitirahat sebentar kemudian melanjutkan perjalanan kembali menuju Pundu Nence Peak.
Tiba di puncak Pundu Nence Peak akan ditemui hamparan savana hijau bak permadani seperti lapangan bola. Hal ini yang membuat para pendaki ingin mendaki di puncak Pundu Nence Peak yang memiliki tempat luas untuk berkemah.
Namun yang dapat menjadi permasalahan di sini, bahwa tidak semua pendaki taat menjaga alam dan juga tidak semua pendaki memahami aturan dalam mendaki.