Nasi Pecel Pincuk Garahan

Nasi pecel pincuk Garahan adalah makanan khas dari desa Garahan, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Nasi pecel pincuk ini menjadi sesuatu yang paling ditunggu bagi penumpang kereta api yang melewati rute gunung Kumitir.

Sebelum tahun 2007  yang mana belum ada peremajaan dan aturan baru kereta api, di stasiun Garahan banyak berjejer penjual nasi pecel pincuk yang menjajakan dagangannya ketika kereta api berhenti.

Meski penjualnya berbeda, ada yang unik dari kuliner yang satu ini, yakni semua rasa dan penyajian yang sama. Kabar punya kabar, resep yang digunakan sudah diwariskan dari dulu. Maka, rata-rata warga sekitar memiliki kemampuan yang sama dalam meracik bumbu pecel.

Pecel-garahan
Foto : line today

Khusus untuk kereta api Sritanjung, jurusan Banyuwangi-Jogja, merupakan sebuah berkah tersendiri bagi para penjuual karena kereta ini memiliki waktu berhenti cukup lama di stasiun Garahan. Hal tersebut dikarenakan adanya kereta api yang juga lewat dari arah berlawanan sehingga salah satu kereta api harus berhenti untuk bergantian. Nah, di saat itulah momen para penjual memanfaatkan waktu untuk menjual nasi pecel pincuk kepada para penumpang.

Stasiun Garahan merupakan stasiun kelas III (stasiun kecil) yang terletak di Desa Garahan kecamatan Silo. Stasiun Garahan adalah stasiun kedua setelah stasiun Mrawan dari arah kabupaten Banyuwangi dan stasiun kedua terakhir sesudah Sempolan. Dahulu penjual pecel pincuk Garahan masih diperkenankan masuk ke dalam stasiun dan mendekat ke kereta api.

Yang Khas Dari Nasi Pecel Pincuk Garahan

Nasi pecel tidaklah asing bagi masyarakat Jawa karena merupakan salah satu makanan khas yang sudah sangat populer. Pecel sendiri terdiri dari kulupan (sayur yang direbus) biasanya genjer, tauge, daun sawi, bayam, kembang turi dan kemangi yang dibumbui dengan sambal kacang dengan rasa identik pedas. Kemudian lauknya  tempe, tahu dan rempeyek atau kerupuk.

Baca Juga:  Es Daluman Khas Bali, Teman Pengusir Dahaga Saat Berwisata
nasi pecel
Foto: indiekraf

Nasi pecel memang identik dengan kota Madiun. Banyak warung-warung di Indonesia menamai tempat jualan nasi pecelnya dengan nama pecel Madiun agar lebih familiar. Namun, yang jarang diketahui, Kabupaten Jember juga punya nasi pecel yang khas, salah satunya pecel pincuk Garahan ini.

Pecel pincuk Garahan agak sedikit berbeda dengan pecel pada umumnya. Nasi pecel ini hanya terdiri nasi, pecelan, dan kerupuk saja lalu di sajikan atau dipincuk dengan daun pisang dan sendok plastik untuk memakannya.

Urusan rasa, jangan ditanya lagi, dijamin membuat ketagihan dan akan merasa kurang jika hanya membeli satu porsi saja. Lebih nikmat disantap pagi hari. Rasa sambal pecelnya yang enak dan pedas juga turut menjadi faktor utama nasi pecel ini laris manis. Ditambah juga sensasi makan di atas kereta api dengan suasana berdesak-desakan dengan penumpang lainnya.

Momen tersebut tentu mempunyai kenangan tersendiri di hati para penumpang kereta api sebelum tahun 2007-an. Bahkan ada penumpang yang naik kereta api hanya ingin untuk menikmati pecel Garahan saja.

Harga saat itu sekitar Rp 1.500 – Rp 2.500. Memang relatif murah karena standar harga nasi pada waktu itu sudah sekitar Rp 3.000 – Rp 5.000. Sangat cocok di kantong bagi kamu anak kuliahan atau backpacker yang membawa bekal yang pas-pasan pada waktu itu.

Nasi Pecel Pincuk Garahan Sekarang

Sekarang nasi pecel pincuk Garahan tidak lagi berada di stasiun karena kebijakan PT KAI. Kalau kamu ingin menikmati pecel Garahan ini, kamu bisa menemui para pedagangnya banyak yang berjualan di pinggir-pinggir jalan raya Jember daerah dekat stasiun Garahan.

Dengan pilihan menu lauk yang lebih lengkap dan bervariasi, kamu bisa menikmatinya sesuai selera. Akan tetapi pecel Garahan yang sekarang sudah tidak dipincuk lagi, tapi penyajiannya dengan piring dan sendok pada umumnya.

Baca Juga:  Lontong Kupang, Kuliner Unik Khas Pasuruan