Bali merupakan salah satu daerah dengan kepadatan pengunjung (lokal dan mancanegara) tertinggi di Indonesia. Karnaya, tidak heran bila Bali memiliki begitu banyak pusat wisata yang menarik dan memikat hati.
Tentunya, hal ini juga sangat berkaitan erat dengan kemegahan alam yang mengelilinginya. Dalam artikel kali ini, kami berkeinginan untuk mengajak para pembaca fokus, kepada satu situs pariwisata resort yang berlokasi di Bali Timur.
Situs pariwisata ini bernama Candi Dasa, tepatnya berada di Karangasem (Kecamatan Manggis). Bagi pembaca yang mencintai suasana keindahan panorama lautan yang damai, Candi Dasa adalah surga di dunia yang tak akan mengecewakan.
Mari bersama-sama kita mempelajari situs wisata alam yang satu ini!
Table of Contents
Candi Dasa, Karangasem, Bali Timur

Meskipun secara umum kawasan wisata Bali Timur tidaklah terlalu terkenal jika dipersandingkan dengan deretan wisata pada Bali Selatan, tapi jangan pernah sepelekan harta karun terpendam yang tertanam di bumi Bali Timur.
Asal mula, Candi Dasa (julukan modern yang dikenakan saat ini) merupakan sebuah desa nelayan yang diperkirakan didirikan pada abad ke dua belas, dengan nama Cilidasa atau Teluk kehen, yang juga tersohor dengan julukan Bay of Fire.
Desa nelayan sederhana ini mengawali debutnya sebagai situs pariwisata pada tahun 1970. Sejak itu, daerah pantai ini menjadi tujuan para penikmat lautan yang menyukai suasana yang tenang dan tak terlalu ramai (ketimbang daerah Kuta).
Obyek Wisata Tersembunyi di Seputar Candi Dasa
Tak hanya pantai saja yang berkesan, kami akan memberikan informasi berbagai obyek wisata menarik yang berada di seputar wilayah Candi Dasa. Tapaki dan resapi langsung berbagai keindahan setiap obyek wisata ini.
Kuil Suci
Bali merupakan pusat penganut agama hindu terbesar di Indonesia. Tapak tilas peninggalan leluhur juga tak luput ditemukan di Candi Dasa Bali, di mana terdapatnya sebuah kuil suci yang secara khusus didirikan sebagai tempat penghormatan bagi dewi kesuburan Hariti.
Patung Dewi Hariti diletakkan dengan sempurna, beserta dengan anak-anak. Nama Ciladasa sendiri diadaptasi dari patung anak-anak ini, diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, Ciladasa memiliki arti sepuluh anak.

Rumah Bambu Pengalon
Obyek kedua yang layak dikunjungi adalah rumah bambu pengalon. Percayalah, tempat ini merupakan sumber fotografi yang melimpah bagi sobat yang suka berfoto ria. Bambu-bambu dipersatukan membentuk ‘kerangka’ rumah yang lucu dan unik.
Terlihat mengesankan, namun pada kenyataannya, rumah bambu pengalon ini merupakan sebuah proyek gagal yang terbengkalai. Meski disayangkan, berkat bantuan warga sekitar yang merawat obyek wisata dengan baik, maka turis tetap giat datang mengunjungi rumah ini.
Tirta Gangga, Sang Istana Air
Istana Air Tirta Gangga merupakan bagunan sejarah yang ditinggalkan oleh seorang raja bernama Tirta Gangga yang bertahta pada tahun 1948. Sang raja berhasil mengombinasikan gaya arsitektur khas tradisional Bali dan China dengan sangat baik.
Di sini, sobat akan mendapati sebuah kolam indah dengan patun-patung dan jalanan setapak yang tertanam di dalamnya. Jangan lupa mengabadikan setiap momen indah, karena penyesalan akan datang di belakang.
Kertha Gosa
Sisa bangunan pengadilan adat Bali bernama Kertha Gosa seakan tak termakan oleh waktu, padahal pengadilan khas Bali ini telah berdiri sejak tahun 1945. Ya, usianya bahkan sama dengan negara kita tercinta, Indonesia.

Terlihat bahwa bangunan utama pengadilan di tempatkan dengan rapi di tengah sebuah kolam. Patung-patung berjejeran di atas jembatan layaknya pengawal yang mengawasi setiap orang yang akan memasuki aula pengadilan.
Saat menapak di dalam aula utama pengadilan, sobat akan dapat menyaksikan guratan lukisan yang menggambarkan kehidupan pada era leluhur. Kejayaan yang gilang gemilang yang masih dapat tersentuh oleh masyarakat modern seperti kita.